Ringnecked Pheasant
Naluri hewan memang lebih peka dibandingkan dengan manusia. Hewan
mempunyai indra yang lebih peka terhadap perubahan alam seperti
perubahan suhu, getaran, gerakan tanah dan sebagainya, termasuk sebelum
datangnya bencana alam seperti gempa dan tsunami.
Keunikan Ayam RingNeck Pheasant menjadi Alat Sensor Deteksi Gempa. Hewan memiliki naluri yang lebih peka dari pada manusia,hewan memiliki indra lebih peka terhadapa pergantian alam misalnya perubahan iklim seperti pergantian suhu,getaran ,gerakan tanah dan lain- lain,naluri hewan bisa mendeteksi akan terjadianya bencana alam seperti gunung melatus,gempa bumi dan tsunami.
Hal ini kami rasakan saat tinggal di Pereng wetan Argorejo Sedayu Bantul Yogyakarta, karena beberapa ayam Rickneck Pheasant milik kami bertingkah aneh dengan berkokok terus dan menimbulkan kegaduhan di dalam kandang sehingga mengganggu ayam lainnya. Kami telah sukses menangkarkan beberapa ayam langka ini, mewaspadai kejadian ini bahwa akan datangnya gempa. “Sebelum gempa ayam bunyi terus. Kemudian 5 samapai 10 menit kemudian sudah terjadi gempa. Dan itu sudah sering saya alami ketika akan terjadi Gempa gunung Kelud saat meletus ataupun gempa di Laut Selatan pada tahun 2014 lalu,”
Ciri khas Ring Neck Pheasant adalah pada lehernya terdapat warna putih melingkar seperti kalung. Unggas jenis ini memang berasal dari daratan China, namun lebih sukses dikembangbiakkan di Amerika Latin dan Eropa. Bulunya berwarna cokelat, dipadu dengan ungu dan hijau berkilauan yang sangat cantik. Ayam ini mempunyai sifat juga cukup agresif dan galak terutama ketika melindungi betinanya. Mereka akan menyerang siapa saja yang mengganggunya. Namun sifat tersebut bisa menguntungkan karena ayam tidak mudah stres di lingkungan barunya.
“Keunggulan ayam ini dapat mendeteksi kedatangan orang mau berbuat jahat yang akan masuk ke rumah kita,’ tambahnya sambil tersenyum. Tak heran dari setiap betina RingNeck Pheasant dapat menghasilkan 25 sampai 30 butir setiap bertelur, yang tentu saja menjadikan sebagai penghasilan tambahan mengingat ayam jenis ini tergolong langka di Indonesia dan digemari serta dijadikan koleksi oleh penghobi.
Setiap ayam hias memiliki karakternya masing-masing dan dengan
sendirinya membutuhkan perlakuan berbeda pula dalam pembudidayaannya.
Seperti Ayam Onagadori, akan efektif berproduksi jika pejantan 1
dipasangkan dengan 1 betina dalam satu kandang. Berbeda dengan Ayam
Onagadori, Ayam Mutiara akan efektif berproduksi dalam kandang koloni.
Beda lagi dengan Ayam Pegar yang dari sono-nya sudah ditetapkan
memiliki siklus produksi hanya dua kali dalam setahun yaitu sekitar
bulan April – Mei dan pada akhir tahun sekitar Oktober hingga Desember
Untuk mensiasati siklus produksi yang tidak setiap saat itu, kami biasa menempatkan 1 pejantan dengan 2 hingga 3 ekor betina. Penjodohannya
dapat dilakukan dalam kandang berpagar strimin. Ukuran panjang lebarnya
kurang lebih 2 M x 3 M dengan tinggi minimal 2 M. tempat bersarangnya
bisa terbuat dari kayu berbentuk kotak ataupun besek (keranjang kecil).
Adapun untuk pakannya cukup diberi dedak dengan campuran jagung giling dan sedikit air. “Pakan Ayam Pegar tidak istimewa kok.
Tidak seperti memelihara dan beternak kucing hias yang harus diberi
makanan import. Ayam Pegar cukup diberi makanan dalam wujud bekatul
dengan campuran jagung giling ditambah air secukupnya serta secara
berkala diberi buah-buahan berupa pepaya. Pepaya yang diberikan juga
tidak harus tertentu. Pepaya lokal yang tumbuh di pekarangan rumah pun
disenangi,
Bila proses penjodohannya lancar, sekali berproduksi dapat menghasilkan
20 hingga 30 butir telur dengan persentase menetas 80 sampai 90 persen.
Kendala inilah yang membuat harga Ayam Pegar masih dibadrol tinggi.
Anakan usia 3 sampai 5 bulan sudah dibandrol sekitar 5 jutaan. Sedang
untuk dewasa usia sekitar 8 hingga 1 tahun sudah tembus di harga 8
jutaan hingga 10 jutaan. “Terus terang, permintaan Ayam Pegar dari hari
ke hari melonjak naik. Kadang belum netas alias masih telur
sudah diborong orang. Tidak hanya dari dalam negeri, dari negeri
tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand pun belum bisa kami
penuhi,”
Harga:
Induk dewasa atau siap produksi sepasang dibanderol dengan harga Rp. 7.500.000,-
Anakan usia 3-4 bulan sepasang Rp. 2.500.000,-
Anda berminat??
Silahkan menghubungi kami
Ayam Hias Jogja 'Prayitno Farm'
Jl.Wates km 10 Sedayu Bantul Yogyakarta.
Telp. 081328886002 NO SMS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar